Tuesday, January 16, 2007
Kembali
Hidup itu bagaikan kendaraan bus yang terus saja bolak-balik dari satu terminal ke terminal lainnya. Namun satu hal yang berbeda dengan bus adalah terminal akhir kita yang bernama terminal kematian tidak bisa diukur dan diprediksi kapan sampainya.
Atau hidup itu mungkin seperti wayang yang muncul berbentuk bayang-bayang di balik layar putih dan sorot blencong yang pudar. Wolak-waliking zaman berada penuh di tangan Ki Dalang. Namun bedanya dengan kehidupan nyata adalah sang tokoh tidak terus memainkan karakternya. Si Cakil akan terus digambarkan jahat, Si Arjuna akan terus digambarkan sebagai ksatria penebar pesona hingga jagad bidadari goncang karena kesengsem dengan tampang Arjuna. Karakter tokoh dalam hidup terus begejolak bagai air mendidih dalam kuali. Bisa baik, bisa pula jahat. Bisa cinta, bisa pula benci. Unpredictable!
Jakarta, 17 Januari 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment