Tahun 2007 baru saja kita tatap. Usianya baru saja satu hari. Pada hakikatnya manusia tak menginginkan bertambahnya digit tahun dalam kehidupannya. Karena hal ini berarti manusia harus mengakui kenisbiannya dan kesementaraanya hidup di alam ini. Satu tahun usia kita bertambah, maka satu tahun pula kepunahan diri kita semakin dekat. Gerbang kematian semakin jelas terpampang di hadapan mata kita. Sadarkah kita bahwa jutsru waktulah yang menggiring kita ke sebuah tapal batas takdir kehidupan? Tapal batas yang kita sendiri tak pernah tahu kapan sampainya.
Hingar bingar musik mengalun. Sorak-sorai bergema dimana-mana. Suara terompet memekakkan gendang telinga. Pijar kembang api seakan mempercepat waktu fajar di dini hari. Gambaran pergantian tahun selalu dijenuhi oleh mebuncahnya kebahagiaan manusia di seantero jagad. Euforia bahagia tidak perlu ditolak. Namun kebahagiaan yang menyingkirkan makna kehidupan itu sendiri jelas harus dihapus. Kita justru menolak kebahagiaan yang hanya melanggengkan hura-hura yang melenyapkan akal sehat kita. Untuk sementara kita dininabobokan oleh kehidupan semu. Kita terperangkap oleh kamuflase bahagia ciptaan sendiri. Mungkin kita perlu merenung, sesungguhnya bahagia macam apa yang sedang kita cari ini?
Ada kawan saya yang merasa bahagia jika dikerumuni banyak penggemarnya. Ada lagi yang menyatakan bahwa mereka bahagia andaikata anak-anak mendapatkan pekerjaan yang terhormat dan mendapatkan jodoh hidup dari golongan serba berkecukupan. Ada juga yang menyatakan bahwa bahagia adalah konsep hidup yang jauh dari masalah. Mereka tak siap masalah apapun dalam hidup. Semua orang harus tersenyum dan tertawa. Kebahagiaan seorang koruptor mungkin terletak pada kesuksesannya menumpuk penghasilan haram dalam pundi-pundi tabungannya. Kebahagiaan seorang istri yang materialis adalah pada kepuasannya memamerkan segala benda miliknya. Ternyata konsep bahagia begitu nisbi untuk dirasakan. Namun bagi yang meyakini adanya Allah, maka bahagia adalah keadaan dimana dia merasa semakin dekat kepada Tuhannya. Dia merasakan bahwa Allah selalu bersamanya.
Mengisi tahun 2007 adalah tugas nyata yang harus kita lakukan. Berfikirlah untuk selalu berbuat yang terbaik dalam hidup. Jangan biarkan diri kita diperbodoh oleh hidup itu sendiri. Campakkan semua yang tak berharga di tahun lalu. Jadikan kenangan pahit sebagai cermin buram yang tergeletak di ruang kusam masa lalu. Kita hanya mengakui adanya, namun kita tak ingin merengkuhnya kembali. Kita tak ingin mengulangi segala kepahitan masa lalu. Sebagai orang bijak, maka kita perlu menata diri untuk bersiap merangkul kenyataan. Jangan sampai terperosok ke lubang yang sama dan mengulangi kegagalan yang pernah kita derita. Yakinlah bahwa kebahagiaan hakiki itu terletak di hati kita. Bukan di luar hati. Semua akan indah atau sebaliknya tergantung bagaimana kita menghadapinya. Hati adalah tempat dimana optimisme dan cita-cita dapat tumbuh dengan baik. Semoga tahun baru ini mebawa berkah dan kebahagiaan.
2 Januari 2007
----
*) keterangan gambar:
Fireworks explode over the Sydney Harbor Bridge in the annual display to celebrate the New Year in Sydney, Monday, Jan. 1, 2007. Organizers claimed it to be the largest fireworks display ever seen over the harbor of Australia's largest city in celebration of the 75th anniversary of the bridge's opening on March 2007. (AP Photo/Mark Bake). www.freenewmexican.com/
No comments:
Post a Comment