Pagi cerah
Meski ada sepenggal awan putih bergayut manja di atas sana
Berkanvaskan langit biru
Kusingkap lembar kalender yang menghias dinding ruang tamu
Mataku terbelalak pada sebuah angka di bulan ini
29 Juni
Segera kuambil spidol merah dan kubulati
Kutambah lengkung artistik agar bulatan lebih terlihat
bagai wajah penuh senyum ramah
Meski berlawanan dengan renyap hatiku di tanggal itu
Tak sadar kuraba wajahku
Jemariku merasa setiap lekuk yang ada di sana
Perasaanku tersentak
Jemariku menelusuri keriput tipis
Angka 29 semakin kabur kupandang
Tak terasa genang air mataku membelai pelan
Yah... aku menangis
Aku pesimis
Tapi optimis
Bertambah usiaku bukan berarti akhir dari kisahku
Namun pendorong semangatku
untuk berani membuka lembar baru
dan menoreh tinta kehidupan yang bisa
membuat bunga tersenyum,
mentari renyah,
rembulan pun bersenandung dalam malam damai
Ada bisik menyelinap dalam relung kalbuku
"Tuhan masih memberi waktu untuk berbuat yang terbaik"
Sujud syukurku ke hadapan-Nya
Mengenang begitu cepat waktu berlalu
Meninggalkan segunung kisah dan setumpuk lelayu
Kutatap angka 29
Ingin rasanya tak kubiarkan dia berganti
Ingin kupaku waktu agar tak bergeser dan meninggalkanku
Tapi aku optimis
dan kubuang serpihan pesimis
dalam tong sampah pahit hidupku
Jakarta, 25 Juni 2007
No comments:
Post a Comment