DIAM
Duniaku dalam beku
Impianku pun menumbuk ruang hampa
Adaku sama dengan tiadaku
Melanglang lorong tanpa tepi
Melbourne, 1/11/07
mp
Wednesday, October 31, 2007
Monday, October 29, 2007
Speechless
Perhaps I couldn't hear any more
Even a drop of water on the fountain
Echoing an ongoing story-telling... about
Charm of the world and its anguish
How humankind understand the winding path of destiny
Endlessly dragging me into a deep serenity
Silence flows
So peacefully while the world is still whirling around.
Sunday, October 28, 2007
Coretan Hidup
Dunia penuh warna
Ada merah, kuning, hijau dan berbagai semburat warna lainnya
Dunia penuh cahaya
Ada cerah, redup, dan kelam
Warna dan cahaya hidup
Saling menumpuk silih berganti
Menindih lapis demi lapis
Hingga mencipta mosaik
penuh kejutan dalam setiap hembusan nafas
Ada tawa membahana
Ada senyum mengungkap cita
Ada riang nyanyikan suka
Namun di saat lain
Ada tangis menawarkan duka
Ada sedu mengapus ceria
Ada sedih nyanyikan elegi duka
Sukses adalah ketika nestapa berujung tawa
ketika air mata gulirkan ribuan rasa
Gagal adalah niscaya
ketika harapan membentur kelam realita
Pedih dan tangis tumpahkan
semua gumpalan nestapa
Hanya kesadaran atas rahmat-Nya
yang menebar nikmat di hamparan alam raya
Layakkah hati terpenjara dalam
ruang pengap berjelaga
Menutup diri atas berkah yang berserak
di depan mata?
Melbourne, 29/10/07
Thursday, October 18, 2007
Senyum
"Hadapi hidup dengan senyum". Mungkin agak klise bagi sementara orang untuk memahami kalimat ini. Senyum mengandung banyak tafsir. Senyum bisa menjadi ekspresi beningnya hati dan jiwa. Namun, senyum bisa menjadi kepura-puraan banyak orang. Seorang tersangka kejahatan tingkat tinggi ketika ditangkap aparat masih mampu melambaikan tangan dan menebarkan senyum. Seorang artis yang baru saja bercerai dari suaminya masih saja bisa bernyanyi dan tersenyum seolah tanpa beban. Bahkan senyum bisa menjadi sedekah murah manakala kita tak memiliki kemampuan materiil untuk memberi.
Namun hati-hati dengan begitu banyak tafsir senyum dalam kehidupan kita. Susah untuk ditebak apakah seseorang yang banyak senyum dipandang sebagai orang sehat dan baik? Ataukah kalau kita pelit senyum menunjukkan bahwa kita lagi sakit dan berkperibadian pelit? Seorang teman datang kepada saya dan menyatakan kesebelannya ketika dia berpapasan dengan kawan karibnya di jalan. Dia sebel karena si kawan karib tak memberinya senyum seperti biasanya. lain lagi cerita kawanku yang lain ketika dia mengatakan bahwa senyum telah menyelamatkan dia. Dia berkisah bahwa gurunya tak jadi menghukum dia atas kelalaiannya tidak menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Dia terbebas dari marah sang guru gara-gara dia telah memberi gurunya senyum yang paling indah. Dus, maukah kita hiasi hidup kita dengan senyum? Bagi mereka yang harus bekerja di garda depan public relations, maka senyum menjadi aroma khusus bagi pelanggan untuk selalu datang kembali. Bagi kita yang ingin menebar kedamaian di muka bumi ini, mulailah dengan seulas senyum dahulu.
Melbourne, 19 oktober 2007
Wednesday, October 10, 2007
"Di Ujung Bulan Cinta"
Tapal batas Ramadhan semakin nampak jelas
Kesedihanku semakin dalam
Aku ingin habiskan malam-malam terakhir dengan membaca ayat-ayat cinta-Nya.
Aku ingin mereguk tetes kerinduan-Nya
dan hilangkan dahaga dalam gersang jiwaku.
Aku ingin bercengkrama dengan-Nya
habiskan sisa malam di bulan cinta.
Sang Pencemburu seolah memelukku dengan kehangatan maghfirah-Nya
dan menyelimutiku dengan kelembutan barakah-Nya.
Air mataku mengalir tiba-tiba...
Aku tak rela atas perginya sang bulan cinta
Aku takut kehilangan dia
Aku takut kelak tak bersua dengannya
Karena di sana ada malam penuh romantika
suatu malam yang lebih syahdu daripada 83 warsa.
Malam mesra penuh warna...
Malam yang disaksikan para malaikat-Nya
Mereka goreskan tinta emas di atas lembar-lembar catatannya
Melukis semua amal hamba yang merindu
Membilang setiap kata-kata pujaan kepada-Nya
Malam yang tak mungkin kulupa
Malam yang tak ingin kulepas dalam lelap
Semoga ini bukan malam pertama atau terakhir
Tapi malam yang membuatku selalu terjaga
Bersujud di atas hamparan nikmat-Mu
Berharap kau lumurkan nur kasih-Mu
di sekujur tulang, darah, dan dagingku
di setiap sudut relung jiwaku
Kau ada menembus maya
Kau ada di atas kursi kuasa
Kokoh di dalam dimensi tanpa sekat buana
Kasih... pertemukan aku dengan bulan cinta
Agar aku bisa memeluk Mu
dan membaca ayat-ayat kasih Mu
dalam malam penuh romantika
malam malaikat senandungkan soneta cinta
Dan Kau taburkan benih ridlo dan suka cita
Ohhh... malam yang lebih indah dibanding 83 warsa
Melbourne, malam 29 Ramadhan 1428
12:41am
Kesedihanku semakin dalam
Aku ingin habiskan malam-malam terakhir dengan membaca ayat-ayat cinta-Nya.
Aku ingin mereguk tetes kerinduan-Nya
dan hilangkan dahaga dalam gersang jiwaku.
Aku ingin bercengkrama dengan-Nya
habiskan sisa malam di bulan cinta.
Sang Pencemburu seolah memelukku dengan kehangatan maghfirah-Nya
dan menyelimutiku dengan kelembutan barakah-Nya.
Air mataku mengalir tiba-tiba...
Aku tak rela atas perginya sang bulan cinta
Aku takut kehilangan dia
Aku takut kelak tak bersua dengannya
Karena di sana ada malam penuh romantika
suatu malam yang lebih syahdu daripada 83 warsa.
Malam mesra penuh warna...
Malam yang disaksikan para malaikat-Nya
Mereka goreskan tinta emas di atas lembar-lembar catatannya
Melukis semua amal hamba yang merindu
Membilang setiap kata-kata pujaan kepada-Nya
Malam yang tak mungkin kulupa
Malam yang tak ingin kulepas dalam lelap
Semoga ini bukan malam pertama atau terakhir
Tapi malam yang membuatku selalu terjaga
Bersujud di atas hamparan nikmat-Mu
Berharap kau lumurkan nur kasih-Mu
di sekujur tulang, darah, dan dagingku
di setiap sudut relung jiwaku
Kau ada menembus maya
Kau ada di atas kursi kuasa
Kokoh di dalam dimensi tanpa sekat buana
Kasih... pertemukan aku dengan bulan cinta
Agar aku bisa memeluk Mu
dan membaca ayat-ayat kasih Mu
dalam malam penuh romantika
malam malaikat senandungkan soneta cinta
Dan Kau taburkan benih ridlo dan suka cita
Ohhh... malam yang lebih indah dibanding 83 warsa
Melbourne, malam 29 Ramadhan 1428
12:41am
Subscribe to:
Posts (Atom)