Thursday, October 18, 2007

Senyum


"Hadapi hidup dengan senyum". Mungkin agak klise bagi sementara orang untuk memahami kalimat ini. Senyum mengandung banyak tafsir. Senyum bisa menjadi ekspresi beningnya hati dan jiwa. Namun, senyum bisa menjadi kepura-puraan banyak orang. Seorang tersangka kejahatan tingkat tinggi ketika ditangkap aparat masih mampu melambaikan tangan dan menebarkan senyum. Seorang artis yang baru saja bercerai dari suaminya masih saja bisa bernyanyi dan tersenyum seolah tanpa beban. Bahkan senyum bisa menjadi sedekah murah manakala kita tak memiliki kemampuan materiil untuk memberi.

Namun hati-hati dengan begitu banyak tafsir senyum dalam kehidupan kita. Susah untuk ditebak apakah seseorang yang banyak senyum dipandang sebagai orang sehat dan baik? Ataukah kalau kita pelit senyum menunjukkan bahwa kita lagi sakit dan berkperibadian pelit? Seorang teman datang kepada saya dan menyatakan kesebelannya ketika dia berpapasan dengan kawan karibnya di jalan. Dia sebel karena si kawan karib tak memberinya senyum seperti biasanya. lain lagi cerita kawanku yang lain ketika dia mengatakan bahwa senyum telah menyelamatkan dia. Dia berkisah bahwa gurunya tak jadi menghukum dia atas kelalaiannya tidak menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Dia terbebas dari marah sang guru gara-gara dia telah memberi gurunya senyum yang paling indah. Dus, maukah kita hiasi hidup kita dengan senyum? Bagi mereka yang harus bekerja di garda depan public relations, maka senyum menjadi aroma khusus bagi pelanggan untuk selalu datang kembali. Bagi kita yang ingin menebar kedamaian di muka bumi ini, mulailah dengan seulas senyum dahulu.

Melbourne, 19 oktober 2007

No comments: