Friday, January 11, 2008

Moyangnya dosa



Sejenak aku buka-buka sebuah kitab tua karangan seorang ulama abad ke-19, Mbah Nawawi al-Jawi. Kitab yang berjudul 'nashaaikh al-ibad" (nasehat bagi hamba Allah) adalah kumpulan hadits Rasul, atsar sahabat dan kata-kata ulama. Secara cerdas, Imam Nawawi menyusunnya bagai piramida topik dimulai dari riwayat-riwayat yang terdiri dari dua nasehat hingga riwayat yang mengandung 10 nasehat. Kitab ini memang berisi mau'idlah (nasehat bijak). Pada halaman 56 (Bab al-Tusaa'i), aku temukan sebuah hadits yang artinya: Nabi Muhammad SAW berkata, ' Allah telah mewahyukan kepada Musa bin Imran dalam kitab Taurat bahwasanya sumber kesalahan manusia itu bermuara pada 3 watak, yakni: takabbur, rakus, dan dengki.

Takabbur alias sombong adalah watak yang membuat manusia membangun elitisme dan tribalisme yang sangat primordial. Manusia menciptakan waham-waham superioritas kompleks di kalangan kelompoknya .Maka muncullah prejudice, streotype, dan genosida. Pergaulan di tempat kerja pun mungkin bisa ditemukan manusia takabbur yang seolah lupa bahwa jabatan adalah sesuatu yang sifatnya sementara. Takabbur mengingkari kebenaran dan menindas manusia. Takabbur yang bersemayam dalam diri individu dapat berubah menjadi takabbur dalam sebuah entitas kelompok. Kalau kita amati kehidupan masyarakat Islam dewasa ini, maka watak ini sering merasuki kelompok-kelompok yang merasa ibadah dan ilmunya paling sempurna. Klaim kafir dan bid'ah terhadap kelompok lain menjadi kebiasaan manakala takabbur mulai merasuk. Stigmaisme menjadi paham baru manakala umat tertentu merasa paling baik dibanding kelompok lain.

Rakus membuat manusia membangun konflik berkepanjangan. Kolonialisasi dan okupasi serta aneksi negara dan kelompok lain oleh kelompok lain adalah berkat jasa watak yang satu ini. Rakus pun membuat budaya korup dan suap merajalela. Rakus pun kemudian membuat manusia tidak jujur pada diri dan orang lain. Rakuslah yang membuat manusia menindas alam dan menindas manusia lain. Pembalakan liar dan eksplotasi ekosistem adalah bukti betapa destruktifnya watak rakus ini.

Dengki membuat manusia tidak tenang atas kebahagiaan orang lain. Dengki membuat dirinya serba khawatir atas hilangnya nikmat. Dengki pula yang membuat manusia ingin merusak kehidupan lian. Bukankah banyak chaos yang terjadi disulut oleh api kedengkian ini? Sejarah kerajaan di nusantara telah mencatat rentetan kehidupan yang dipoles oleh kedengkian. Raja-raja Jawa dalam rentang sejarahnya terlibat banyak intrik dan keculasan dengki ini. Mereka terlibat hal ini karena dengki yang menghancurkan.

Melbourne, 12/1/2008

No comments: