Wednesday, January 09, 2008
Sinar Kenabian
Dalam ruang kantor yang senyap, sambil duduk di depan komputer, angan saya tiba-tiba direnggut oleh khayal kecintaan sahabat kepada nabi-Nya. Saat sang utusan Allah menginjakkan kakiknya di tanah Yatsirb, gegap gempita sambutan para penghuni Yatsrib membakar daun-daun cinta dan rindu menjadi nyala hidup dan harapan.
"Thala'al badru 'alayna...." telah muncul sang purnama kepada kami. Demikian para Anshor menyambut sang Nabi tercinta pembawa suluh risalah dan pembawa obor kedamaian bagi segenap makhluk di muka bumi ini.
Dalam bayanganku, sang rasul melambaikan tangan kepada para penyambutnya di sepanjang jalan menuju gerbang Yatsrib, Madinatun Nabi! Senyum mengembang dari muka nan teduh yang dihiasi sinar ilahiah. Kehadiran Rasul di Madinah mampu menanamkan tetes harapan baru akan kehidupan yang lebih beradab. Ada dua agenda penting yang Rasul lakukan saat itu, yakni membangun sisi spiritual dan sisi sosial. Sisi spiritual dibuktikan Rasul ketika memutuskan untuk membangun masjid Quba. Sisi sosial dilakukan rasul melalui perkawinan campur antara kaum pendatang dan pribumi agar mereka terikat dalam ikatan persaudaraan karena Allah.
Tak maukah kita belajar dari noktah sejarah ini ? Lihatlah betapa cinta sahabat kepada kekasihnya disanjungkan dalam syair nan indah. Akankah kita lenyapkan sebuah ekspresi rindu yang diungkap melalui untai indah syair-syair cinta? Atau kita biarkan generasi muda terlena dalam selimut langgam cinta birahi dan tak memiliki secuil cinta kepada sang nabi?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment