Tuesday, January 08, 2008

Refleksi Tahun Baru Hijriyah 1429H


"Jalan masih panjang", pikirku dalam keterpekuran. Aku duduk memandang sunyi di tengah malam. Perjalanan menyusuri lorong waktu seakan tak ada henti dan batas. Aku sadar, sang surya akan meredup sinarnya ketika ia tenggelam perlahan di ufuk barat. Hari ini sang surya secara pasti beranjak ke peraduannya sebagai penanda bahwa 1 Muharram 1429H telah tiba. 1 Muharram mengawali kehidupan kita esok. Seringkali kita lupa dengan tahun hijrah ini. seolah pernik-pernik Islam tersembunyi di lapisan kedua memori kita. Tak ada sesuatu yang menyentak memori kita tentang simbol-simbol waktu Islam ini. Padahal di sana berserak kisah-kisah bersejarah yang menyematkan perjuangan Rasul sebagai sosok yang dicinta dan disegani.

Perisitiwa hijrah Rasul ke Yatsrib merupakan batu loncatan dalam pembentukan masyarakat berkeadaban. Masyarakat yang tak lagi dilumuri oleh mimpi buruk dan perang saudara. Rasul menegaskan bahwa hijrah harus disokong oleh niat yang kuat karena Allah dan Rasul-Nya bukan karena kesenangan duniawi semata. Hijrah ke Yatsrib dapat dipandang sebagai pilot project untuk membangun masyarakat yang multikultural dan multiethnik yang diikat oleh persaudaraan sejati. Kawin budaya dan kawin campur antara masyarakat Anshor dan masyarakat Muhajirin merupakan bukti kepiawaian Rasululullah dalam menyatukan umat. Kaum pendatang dan kaum pribumi lebur dalam ikatan batiniah yang transendental. Yatsrib pun diubah namanya menjadi Madinah sebagai refleksi pusat peradaban dan keunggulan. Rasul berdiri di tengah-tengah masyarakat yang heterogen.

Saat ini hijrah yang kita lakukan harus berwatak transformatif, yakni membawa perubahan menuju arah yang positif. Jangan biarkan kaki-kaki sejarah terperosok ke dalam lubang kesialan yang sama. Jika kita tak berbuat sesuatu untuk memperbaiki diri dan umat, maka kita hanya akan menjadi onggokan sampah peradaban yang tak tercatat oleh memori kolektif anak cucu. Memerangi penyakit jahiliyah modern yang berbentuk kebodohan, keterbelakangan, dan kemiskinan adalah sebuah keharusan. Despotisme yang mengakar dan menggurita telah menyisakan banyak kesengsaraan. Sebagai moment penting, maka tahun baru ini dapat digunakan sebagai batu loncatan untuk berubah dan merajut permadani peradaban dengan warna-warni kedamaian.


Bergantinya waktu merupakan bukti kuasa Allah. Dimensi waktu menggilas kehidupan kita tanpa ampun. Manusia tak berdaya untuk selalu dilindas oleh kemahadahsyatan waktu. Masa depan adalah bangunan hidup yang akan kita masuki bersama selama 12 bulan. Dan kita pun memiliki setumpuk keinginan untuk menulis banyak kisah di sana. Satu hal yang tak dapat kita elak adalah banyaknya kejutan yang harus kita hadapi dalam setiap detik yang belum kita lewati. Kita hanya mampu berbuat sebaik mungkin untuk menggapai semua kebaikan. Hidup tidaklah dipenjara oleh terali masa kini, namun hidup terus terhampar di atas permadani waktu yang panjang. Kita hanya melewati sesuai dengan "jatah" kita. Tak mungkin kita memaksa jatah ruang dan waktu untuk menyusuri rongga-rongga rahasia Ilahi. Dalam hal ini Allah berfirman dalam surat Al Hasyr (59): 18:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

“Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuat untuk hari esok (masa depan) dan bertaqwalah kamu kepada Allah. Sesunguhnya Allah Maha mengetahui apa yang engkau kerjakan”.

Kata takwa disebut dua kali sebagai persyaratan memulai dan mengakhiri kehidupan kita. Karena takwa adalah sebaik-baik bekal yang yang membawa kita kepada hamparan maghfirah dan rahmat Allah. Islam adalah agama yang berorientasi kepada masa depan dengan menggunakan masa lalu sebagai pijakan. Kehidupan baru yang dipenuhi dengan karya-karya indah adalah prestasi gemilang yang dapat dilakukan oleh insan paripurna.

Ya Allah, Engkaulah Yang Maha Kekal dan Abadi, Yang Maha Qdim dan Yang Maha Awal. Lindungi kami dari tipu daya syaitan yang terkutuk dalam kehidupan kami. Ampunilah semua dosa dan kesalahan kami. Lempangkan dan mudahkan semua jalan di tahun baru ini. Masukkanlah kami ke dalam hamba-hamba-Mu yang mereguk rahmat dan inayah-Mu. Mudahkan semua urusan kami dan hantarlah kami kepada jalan orang-orang yang Kau cintai. Tuntun kami ya Allah dalam menyusuri jalan panjang hidup kami. aamiin.


"Hayati Kulluha Lillaah" (hidupku hanya untuk Allah) oleh Yahya Hawa

Melbourne, 10 Januari 2009

No comments: