
Dalam sebuah haditsnya Rasul pernah mengatakan, "Kasihilah orang yang mulia kemudian jatuh terhina, orang yang kaya kemudian jatuh miskin, dan orang pandai yang ditindas orang bodoh." Agaknya dalam beberapa hari ini, rakyat Indonesia sedang menyaksikan realita mantan orang nomor satu Indonesia yang sedang dirawat di rumah sakit Pertamina. Pak Harto (86 tahun) yang pernah berkuasa selama 32 tahun selalu saja keluar-masuk rumah sakit karena sakitnya.
Fenomena yang sangat ironis sebagai bentuk "memori pendek" masyarakat Indonesia adalah betapa sering kita menghujat seseorang kemudian mengelu-elukannya atau sebaliknya dengan begitu mudah. Kita bagai buih di atas air laut yang berjumlah banyak namun tak memiliki bobot apapun. Kita bagai buih yang mudah terombang-ambing oleh angin kepentingan. Kita sering terperangkap pada masa lalu yang menyakitkan dan tak mau beranjak untuk menggapai masa depan yang lebih menjanjikan. Hal ini bukan berarti kita harus melupakan kesalahan-kesalahan masa lalu. Justru kita harus mengambil segala pelajaran yang berharga dari masa lalu itu. Pak Harto adalah masa lalu kita dan dia telah berbuat banyak untuk bangsa ini. Terlalu naif kalau hanya melihat sisi buruk Pak Harto dan tak melihat sisi baik beliau.
Bukankah umat Islam banyak diuntungkan oleh kebijakan beliau ketika berkuasa? Berdirinya ICMI, pengesahan Undang-Undang Perkawinan, pendirian yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila, dan dukungan Suharto agar penyebaran agama tidak ditujukan bagi mereka yang sudah memiliki agama. Hal ini bisa dilihat pada kutipan pidatonya pada tanggal 30 Nopember 1967: "Akan tetapi, pemerintah wajib prihatin, apabila penyebaran agama itu semata-mata ditujukan untuk memperbanyak pengikut, lebih-lebih apabila cara-cara penyebarannya menimbulkan kesan bagi masyarakat pemeluk agama yang lain, seolah-olah ditujukan kepada orang-orang yang telah memeluk agama tersebut..." (Mencari Modus Vivendi Antar Ummat Beragama di Indonesia, DDII, 2006).

Melbourne, 7 Januari 2008
No comments:
Post a Comment